Jumat, 16 April 2010

Kartu Kredit

Perkembangan informasi dan teknologi yang semakin canggih merubah gaya hidup masyarakat, tidak terkecuali dalam bertransaksi. Hal ini dilihat oleh industri perbankan sebagai peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Produk bank yang dapat memenuhi kebutuhan ini antara lain kartu kredit. Kartu kredit merupakan kartu plastik yang dikeluarkan oleh bank sebagai salah satu alternatif pengganti transaksi dengan uang tunai. Kartu kredit memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pemegangnya karena pada saat menggunakan kartu kredit tidak perlu mengeluarkan uang secara tunai dan tinggal menggeseknya di kasir, dengan syarat dana atau limit kartu kredit masih tersedia. Sebagian masyarakat memandang bahwa kartu kredit dapat meningkatkan pretise pemiliknya karena dengan memiliki kartu kredit berarti pemilik tersebut memiliki kemampuan dalam hal finansial, padahal jika di cermati dari pengertian dasar kartu kredit tersebut adalah sebagai kartu utang dan hal ini bukan merupakan sesuatu yang dapat meningkatkan prestise seseorang.

Kartu kredit khususnya akan sangat bermanfaat pada saat-saat darurat ketika kita tidak memiliki uang tunai, misalnya, saat harus membayar rumah sakit. Kartu kredit memberi tenggang waktu sampai satu bulan untuk pelunasannya, sehingga apabila kita tidak memiliki dana tunai, kita masih bisa membayar biaya rumah sakit dan tagihan kartu kredit dibayar setelah mendapat gaji atau bila terpaksa kita dapat mencicilnya selama beberapa waktu.

Karena kemudahannya dan tidak perlu mengeluarkan uang saat bertransaksi, seringkali kita terlalu asyik bertransaksi (mis : belanja) tanpa memperhitungkan berapa total uang yang sudah dikeluarkan. Selain itu, karena tidak menggunakan uang tunai, membuat total belanjaan tidak terasa besar dibandingkan berbelanja dengan uang tunai. Kita seolah-olah masih memiliki banyak uang karena uang tunai yang kita punya tidak terpakai.

Apabila kita tidak mampu membayar secara penuh total tagihan maka bahaya siap menanti kita karena dengan kita membayar jumlah minimum yang biasanya sebesar 10% dari total tagihan, kekurangannya akan dihitung sebagai hutang yang harus dibayar beserta bunganya yang sangat besar. Akibatnya, total yang harus dibayarkan akan sangat besar dan akan terus berbunga sehingga jumlah yang harus dibayar akan semakin membengkak. Pada saat itu, kita baru menyadari bahwa kita sudah tidak mampu lagi untuk membayar tagihan yang ada sehingga pada akhirnya kita harus menjual harta benda yang kita miliki untuk melunasi hutang yang membengkak akibat bunga kartu kredit. Perlu diketahui, bahwa suku bunga kartu kredit paling besar dibandingkan jenis kredit lainnya.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya tindakan yang bijaksana yang harus kita lakukan agar terhindar dari bahaya yang ditimbulkan oleh penggunaaan kartu kredit yang tidak terkontrol. Kita diharapkan untuk tidak memiliki banyak kartu kredit yang akan membebani kita untuk membayar iuran tahunan dan membuat kita tergoda untuk membelanjakan lebih banyak lagi, adanya anggaran dana untuk kartu kredit, adanya usaha untuk membayar penuh tagihan sehingga kita terbebani oleh bunga yang sangat besar, menghindari penggunaan kartu kredit untuk penarikan tunai (cash advance) karena bunga yang dibebankan nilainya lebih tinggi dibandingkan bunga untuk pembelanjaan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar